wow... dah setahun rupanya ga nengok neh rumah!
Gara-gara ikut seminar @inditik jadi terpacu lagi untuk menulis. kendala yang dihadapi ketika menulis adalah mentok ide, padahal di kepala banyak banget yang mau di keluarin. Semangat mulai sekarang nulis lagi ... hehehe semoga juga jaringannya kenceng :)
Oke guys kali ini saya mau bahas tentang kecenderungan bakat anak.
Bapak ibu tau kan kalo anak kita itu anak yang istimewa. Dia pasti punya bakat yang mungkin kita ga akan tau kalo kita tidak menggalinya. Tetiba saya teringat Nurul salah seorang peserta didik di sekolah saya. Secara akademik anak ini mungkin jauh tertinggal dengan temannya akan tetapi anak ini sangat telaten sekali ketika mengerjakan SDPB dan sangat senang membimbing adik kelasnya bahkan mau mengajaknya bermain disaat bersamaan mungkin temannya sedang bermain dengan teman sekelasnya saja. Kalau sudah masuk sekolah menengah masukkan Nurul k sekolah keterampilannya saja mah.
Semoga kau sukses dengan Bakat yang kau miliki nak tak perduli kau tak pandai Bahasa Inggris apalagi Matematika. Terus kembangkan bakatmu ya nak. Peluk cium bunda
Tuntutlah Ilmu sampai ke negeri Sakura
Selasa, 25 November 2014
Kamis, 21 November 2013
Sejarah Nasi goreng
Nasi goreng makanan yang dibuat dari nasi yang digoreng dengan bumbu dan bahan-bahan lainnya. Nasi goreng adalah makanan populer di Asia Timur dan Asia Tenggara.
Nasi adalah sebuah bagian penting dari masakan tradisional Tionghoa, menurut catatan sejarah sudah mulai ada sejak 4000 SM. Nasi goreng kemudian tersebar ke Asia Tenggara dibawa oleh perantau-perantau Tionghoa yang menetap di sana dan menciptakan nasi goreng khas lokal yang didasarkan atas perbedaan bumbu-bumbu dan cara menggoreng. Nasi goreng sebenarnya muncul dari beberapa sifat dalam kebudayaan Tionghoa, yang tidak suka mencicipi makanan dingin dan juga membuang sisa makanan beberapa hari sebelumnya. Makanya, nasi yang dingin itu kemudian digoreng untuk dihidangkan kembali di meja makan.
Khas Indonesia
Nasi goreng juga dikenal sebagai masakan nasional Indonesia.[1] Dari sekian banyak hidangan dalam khazanah Masakan Indonesia, hanya sedikit yang dapat dianggap sebagai makanan nasional sejati. Masakan nasional Indonesia ini tidak mengenal batasan kelas sosial. Nasi goreng dapat dinikmati secara sederhana di warung tepi jalan, gerobak penjaja keliling, hingga restoran dan meja prasmanan dalam pesta.[2]
Ada berbagai macam resep nasi goreng tapi unsur utamanya adalah nasi, minyak goreng, kecap manis. Selain itu banyak tambahan lain yang dapat dimasukkan, mulai dari sayuran, daging, sampai sambal, saos, kerupuk dan telur goreng.
Variasi
§ Nasi goreng jawa: Nasi goreng ini biasanya dibumbui dengan sambal ulek yang membuat rasanya pedas. Biasa juga digunakan sayuran seperti tauge untuk nasi goreng ini.
§ Nasi goreng kambing: Menggunakan daging kambing yang memiliki aroma khas.
§ Nasi goreng pete: Menggunakan pete sebagai campuran, digemari kelompok pengguna pete karena aromanya.
§ Nasi goreng pattaya (asal Thailand): Nasi goreng ini dibungkus dengan telur dadar.
§ Nasi goreng putih: Nasi goreng ini menggunakan kecap asin sebagai bumbunya sehingga warnanya masih keputih-putihan.
Jumat, 15 November 2013
Gaya Belajar
Punten mo nyoba
Gaya Belajar
Gaya belajar terbagi menjadi 4 yaitu :
1. Visual
dimana seseorang dapat memahami suatu pelajaran dengan tampilan, tulisan yang dapat dilihat langsung
2. Audio
seseorang dapat memahami suatu hal dengan mendengarkan penjelasan dari orang yang lebih paham dari dia
3. kinestetik
dia hanya dapat memahami suatu hal dengan mencoba dan mempraktekkannya
4. Audio Visual
hanya dapat memahami pelajaran dengan melihat dan mendengarnya langsung
Gaya Belajar
Gaya belajar terbagi menjadi 4 yaitu :
1. Visual
dimana seseorang dapat memahami suatu pelajaran dengan tampilan, tulisan yang dapat dilihat langsung
2. Audio
seseorang dapat memahami suatu hal dengan mendengarkan penjelasan dari orang yang lebih paham dari dia
3. kinestetik
dia hanya dapat memahami suatu hal dengan mencoba dan mempraktekkannya
4. Audio Visual
hanya dapat memahami pelajaran dengan melihat dan mendengarnya langsung
Rabu, 28 November 2012
dialog ayah dengan anaknya
Dialog Ayah dengan anak sulungnya
Seperti biasa
hampir setiap hari aku selalu bertanya pada anak ku tentang apa cita-citanya.
"Nak kalau kamu besar nanti ingin jadi apa ??? "Itulah anjuran yg aku ikuti dari konsep Multiple Intelligences yg di gagas oleh Howard Gardner, untuk selalu bertanya pada anak kita tentang apa cita-citanya kelak saat ia dewasa.
"Nak kalau kamu besar nanti ingin jadi apa ??? "Itulah anjuran yg aku ikuti dari konsep Multiple Intelligences yg di gagas oleh Howard Gardner, untuk selalu bertanya pada anak kita tentang apa cita-citanya kelak saat ia dewasa.
Jawaban anakku sangat bervariasi, terkadang ia menjawab ingin jadi tentara, terkadang ingiin jadi polisi pernah juga ingin jadi pedagang dsb.
Suatu ketika seperti biasa menjelang tidur (kami masih tidur sekamar bersama) aku berbisik pada anakku, "Mas Dido nanti kalau besar sudah tahu ingin jadi apa?"
Anakku tertegun sebentar dan menatap wajahku dalam-dalam dan berkata.
"Mas Dido nanti kalau sudah besar ingin jadi ayah seperti ayah?"
Lalu saya bertanya padanya, "mengapa mas ingin menjadi seperti ayah?" (saya pikir ia ingin jadi seorang pembicara dan pendidik juga seperti ayahnya)
Lalu anakku kembali memandangi wajahku lekat2 sambil menjawab:
"Iya nanti kalau sudah besar Mas Ido ingin menikah seperti ayah, lalu punya anak seperti ayah dan ingin jadi Ayah yg baik seperti ayah. Mas senang jadi anak ayah."
Sekejap kami berdua saling pandang, dan sungguh aku tak menyangka jawaban yg keluar dari mulut kecil anakku seperti itu.
Tak sadar air mata meleleh dari sudut mata ku mendengar jawaban polos anakku tentang keinginann untuk menjadi ayah seperti ayahnya.
Lalu aku segera menengadahkan kepalaku sambil berkata dalam batin.
"Ya Tuhan tolong kabulkan keinginan anakku...." "Ya Tuhan terimakasih Engkau telah selalu membimbingku untuk bisa menjadi ayah yg lebih baik dari waktu ke waktu, bagi kedua anakku".
Lalu ku peluk erat2 anakku dan kami berdua pun akhirnya tertidur saling berpelukan
(dikutip dari ayahedy.blogspot)
Rabu, 21 November 2012
Pendidikan Moral Anak Tanpa Kekerasan
Pendidikan Moral Anak Tanpa Kekerasan
Murid perlu dididik untuk memahami bahwa setiap tindakan dan prilakunya ada konsekwensi yang haru ia terima. Konsekwensi yang diajarkan pada murid-murid guna untuk merubah perilaku buruk anak didik dan sebagai alternatif pengajaran yang benar untuk menghindari tindak kekerasan pada anak. Pemahaman akan konsekwensi bagi anak hanya didapat dengan cara menegakkan kedisiplinan, pemberian konsekwensi, bukan hukuman, dan pemberian penghargaan bagi yang berprilaku baik. Konsekwensi berbeda dengan hukuman, menurut Ray Levi Ph.D (2002) ada dua perbedaan antara hukuman dan Konsekwensi
Pertama Konsekwensi
memberikan anak pelajaran sedangkan hukuman jarang sekali memberikan pelajaran.
Hukuman dapat mengakibatkan dendam dan bersikap kasar, sehingga menimbulkan hukuman
lain. Sebaliknya konsekwensi mengajarkan
perilaku yang baik pada anak karena menunjukkan perilaku yang benar sebagaimana
yang anda inginkan, dengan cara kongkrit
yang dipahami anak.....
Kedua Hukuman
disampaikan dengan cara marah-marah karena anak telah membuat sesuatu yang
membuat anda marah.Tetapi konsekwensi disampaikan dengan rasa sedih dan empati
Anda menunjukkan tanggung jawab ada dipundak anak.1 Berbagai
konsekwensi yang perlu dan patut di terapkan sebagaimana menurut Levy2
Konsekwensi Alam
Konsekwensi alami terjadi akibat
langsung dari peristiwa yang terjadi secara alamiah. Contoh jika tidak makan
kita akan lapar, jika tidak tidur keesokan harinya akan mengantuk dan
sebagainya.
Konsekwensi
alami ini perlu dipahami murid-murid karena berkaitan langsung dengan kehidupan.
Konsekwensi Logis
Konsekwensi logis sering terjadi di
masyarakat, jika tidak membayar listrik, listriknya diputus, jika merampok
mendekam di penjara dan sebagainya.
Konsekwensi Relevan
Konsekwensi Relevan adalah konsekwensi yang secara langsung berkaitan
dengan perilaku buruk anak dan membuat anak memperbaiki sikapnya. Konsekwensi
dari perilaku buruk digantikan dengan perilaku baik yang diharapkan. Contoh
seorang anak meninggalkan meja makan dengan piring kotor berserakan maka perilaku
apa yang diharapkan jika anak berbuat demikian, “cuci piring.” Maka jika anak
melakukan meninggalkan meja makan dengan piring kotor berserakan maka ia harus
mencuci piring. Tapi jika anak kedapatan merokok konsekwensi relevannya adalah menghirup
udara bersih, tidak efektif!! Maka ada konsekwensi berkaitan yang cocok.
Konsekwensi berkaitan
Senin, 08 Oktober 2012
Coklat
Coklat,,, hhhhmmmm siapa yang tidak pernah makan coklat???? hampir semua orang pernah makan coklat dan kaum hawa adalah pecinta mayoritasnya .... coklat bisa ngilangin stress, bisa menenangkan juga bisa membuat bahagia. Musyrik tuh !!!! eits tunggu dulu ini bukan musyrik tapi memang kandungan yang ada di dalam coklat memberikan efek tersebut. bukankah setiap yang diciptakan Allah itu bermanfaat??? nah itulah manfaat coklat ^_^
Mau tau sejarah coklat yuk simak ^_*
Bagi yang suka coklat bisa pesen coklat juga di sini dengan berbagai macam rasa dan berbagai macam bentuk. minat Hub, Aisyah di 085714193187 atau via inbox FB Aisyah binti Amdas, di tunggu pesanannya ^_*
Mau tau sejarah coklat yuk simak ^_*
Cokelat dihasilkan dari kakao (Theobroma
cacao) yang diperkirakan mula-mula tumbuh di daerah Amazon utara
sampai keAmerika Tengah.
Mungkin sampai ke Chiapas, bagian paling selatan Meksiko. Orang-orang Olmec memanfaatkan pohon
dan, mungkin juga, membuat “cokelat” di sepanjang pantai teluk di selatan
Meksiko. Dokumentasi paling awal tentang cokelat ditemukan pada penggunaannya
di sebuah situs pengolahan cokelat di Puerto Escondido, Honduras sekitar 1100 -1400 tahun SM [2]. Residu yang diperoleh dari tangki-tangki
pengolahan ini mengindikasikan bahwa awalnya penggunaan kakao tidak
diperuntukkan untuk membuat minuman saja, namun selput putih yang terdapat pada
biji kokoa lebih condong digunakan sebagai sumber gula untuk minuman
beralkohol.
Residu cokelat yang ditemukan pada tembikar yang digunakan oleh suku Maya
kuno di Río Azul,Guatemala Utara,
menunjukkan bahwa Suku Maya meminum cokelat di
sekitar tahun 400 SM. Peradaban pertama yang mendiami daerah Meso-Amerika itu
mengenal pohon “kakawa” yang buahnya dikonsumsi sebagai minuman xocolātl yang
berarti minuman pahit. Menurut mereka, minuman ini perlu dikonsumsi setiap
hari, entah untuk alasan apa. Namun, tampaknya cokelat juga menjadi simbol
kemakmuran. Cara menyajikannya pun tak sembarangan. Dengan memegang wadah
cairan ini setinggi dada dan menuangkan ke wadah lain di tanah, penyaji yang
ahli dapat membuat busa tebal, bagian yang membuat minuman itu begitu bernilai.
Busa ini sebenarnya dihasilkan oleh lemak kokoa
(cocoa butter) namun kadang-kadang ditambahkan juga busa tambahan. Orang
Meso-Amerika tampaknya memiliki kebiasaan penting minum dan makan bubur yang
mengandung cokelat. Biji dari pohon kakao ini sendiri sangat pahit dan harus
difermentasi agar rasanya dapat diperolah. Setelah dipanggang dan dibubukkan
hasilnya adalah cokelat atau kokoa. Diperkirakan kebiasaan minum cokelat suku
Maya dimulai sekitar tahun 450 SM - 500 SM.
Konon, konsumsi cokelat dianggap sebagai simbol status penting pada masa itu.
Suku Maya mengonsumsi cokelat dalam bentuk cairan berbuih ditaburi lada
merah, vanila, atau rempah-rempah lain. Minuman Xocoatl juga
dipercaya sebagai pencegah lelah, sebuah kepercayaan yang mungkin disebabkan
dari kandungan theobromin di dalamnya.
Ketika peradaban Maya klasik runtuh
(sekitar tahun 900) dan digantikan oleh bangsa Toltec, biji
kokoamenjadi komoditas utama Meso-Amerika. Pada masa Kerajaan Aztec berkuasa
(sampai sekitar tahun 1500 SM) daerah yang meliputi Kota Meksiko saat ini dikenal sebagai daerah
Meso-Amerika yang paling kaya akan biji kokoa. Bagi suku Aztec biji kokoa
merupakan “makanan para dewa” (theobroma, dari bahasa
Yunani). Biasanya biji kokoa digunakan dalam upacara-upacara keagamaan dan
sebagai hadiah.
Cokelat juga menjadi barang mewah pada masa Kolombia-Meso Amerika, dalam
kebudayaan mereka yaitu suku Maya, Toltec,
dan Aztec biji kakao (cacao bean)
sering digunakan sebagai mata uang [3]. Sebagai contoh suku Indian Aztec menggunakan
sistem perhitungan dimana satu ayam
turki seharga seratus biji kokoa dan satu buah alpukat seharga
tiga biji kokoa [4]
Sementara tahun 1544 M,
delegasi Maya Kekchi dari Guatemala yang mengunjungi istana Spanyolmembawa hadiah, di antaranya minuman
cokelat.
Cokelat cair.
Di awal abad ke-17, cokelat menjadi minuman penyegar yang digemari di istana Spanyol. Sepanjang abad
itu, cokelat menyebar di antara kaum elit Eropa,
kemudian lewat proses yang demokratisharganya menjadi cukup murah, dan
pada akhir abad itu menjadi minuman yang dinikmati oleh kelas pedagang. Kira-kira 100 tahun setelah
kedatangannya di Eropa, begitu terkenalnya cokelat diLondon, sampai didirikan “rumah cokelat” untuk
menyimpan persediaan cokelat, dimulai di rumah-rumah kopi.
Rumah cokelat pertama dibuka pada 1657.
Pada tahun 1689 seorang dokter dan kolektor bernama Hans Sloane,
mengembangkan sejenis minuman susu cokelat di Jamaika dan awalnya diminum oleh suku
apothekari, namun minuman ini kemudian dijual oleh Cadbury bersaudara [5].
Semua cokelat Eropa awalnya dikonsumsi sebagai minuman. Baru pada 1847 ditemukan
cokelat padat. Orang Eropa membuang hampir
semua rempah-rempah yang ditambahkan oleh orang Meso-Amerika, tetapi sering
mempertahankan vanila. Juga mengganti banyak bumbu sehingga
sesuai dengan selera mereka sendiri mulai dari resep khusus yang memerlukan ambergris,
zat warna keunguan berlilin yang diambil dari dalam usus ikan paus, hingga
bahan lebih umum seperti kayu manis atau cengkeh. Namun, yang paling sering ditambahkan
adalah gula. Sebaliknya, cokelat Meso-Amerika
tampaknya tidak dibuat manis.
Cokelat Eropa awalnya diramu dengan cara yang sama dengan yang digunakan
suku Maya dan Aztec. Bahkan sampai sekarang, cara
Meso-Amerika kuno masih dipertahankan, tetapi di dalam mesin industri. Biji kokoa masih sedikit
difermentasikan, dikeringkan, dipanggang, dan digiling. Namun, serangkaian
teknik lebih rumit pun dimainkan. Bubuk cokelat diemulsikan dengan karbonasi kalium atau natrium agar lebih mudah bercampur dengan
air (dutched, metode emulsifikasi yang ditemukan orang Belanda), lemaknya dikurangi dengan membuang
banyak lemak kokoa (defatted), digiling sebagai cairan dalam gentong
khusus (conched), atau dicampur dengan susu sehingga
menjadi cokelat susu (milk chocolate).
Rasa cokelat
Rasa cokelat masih sulit didefinisikan. Dalam bukunya Kaisar Cokelat (Emperors
of Chocolate), Joel
Glenn Brenner menggambarkan riset terkini tentang rasanya.
Menurutnya rasa cokelat tercipta dari campuran 1.200 macam zat, tanpa satu rasa
yang jelas-jelas dominan. Sebagian dari zat itu rasanya sangat tidak enak kalau
berdiri sendiri. Karenanya, sampai kini belum ada rasa cokelat tiruan.
Efek psikologis yang terjadi saat menikmati cokelat dikarenakan titik leleh lemak kokoa ini terletak
sedikit di bawah suhu normal tubuh manusia. Sebagai ilustrasi, bila anda
memakan sepotong cokelat, lemak dari cokelat tersebut akan lumer di dalam mulut.
Lumernya lemak kokoa menimbulkan rasa lembut yang khas dimulut, riset terakhir
dari BBC mengindikasikan bahwa lelehnya
cokelat di dalam mulut meningkatkan aktivitas otak dan debaran jantung yang
lebih kuat daripada aktivitas yang dihasilkan dari ciuman mulut ke mulut, dan
juga akan terasa empat kali lebih lama bahkan setelah aktivitas ini berhenti
Pemalsuan rasa
Pemalsuan rasa cokelat sering terjadi karena kokoa adalah bahan yang
relatif mahal dibandingkan dengan gula atau minyak nabati. Kedua bahan ini sering
digunakan untuk menggantikan kokoa.
Lemak kokoa sering digantikan minyak yang lebih murah, seperti lesitin dari kedelai atau minyak
palem. Selain soal harga, dengan kedua bahan ini pelapisan cokelat
menjadi lebih mudah. Perbandingan kokoa padat (komponen nonlemak pada biji yang
digiling) juga cenderung rendah. Dalam cokelat batangan, misalnya, sekitar 20%
gula-gula itu diisi cokelat.
Cokelat premium, di sisi lain, biasanya mengandung sekitar 50 - 70% cokelat
padat. Karena mengandung lebih sedikit gula dan mungkin juga sedikit minyak
nabati, cokelat pekat ini mengandung lebih sedikit kalori dari produk cokelat
pada umumnya. Pantaslah bila para pencinta cokelat sering “protes” gara-gara
cokelat disalahkan untuk masalah yang sebenarnya disebabkan oleh konsumsi gula
berlebihan.
Kandungan cokelat
Cokelat mengandung alkaloid-alkaloid seperti teobromin, fenetilamina,
dan anandamida,
yang memiliki efek fisiologis untuk tubuh. Kandungan-kandungan ini banyak
dihubungkan dengan tingkat serotonin dalam otak. Menurut ilmuwan cokelat yang
dimakan dalam jumlah normal secara teratur dapat menurunkan tekanan darah [7] . Cokelat hitam akhir-akhir ini banyak
mendapatkan promosi karena menguntungkan kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah
sedang, termasuk kandungan anti
oksidannyayang dapat mengurangi pembentukan radikal bebas dalam tubuh.
Racun bagi hewan tertentu
Adanya kandungan teobromin dalam cokelat bisa menjadi
racun untuk sebagian hewan bila dikonsumsi. Hewan-hewan yang bereaksi keracunan
pada kandungan teobromin diantaranya adalah kuda, anjing, burung kakak tua, tikus-tikus jenis
kecil dan kucing (khususnya anak kucing), ini
dikarenakan metabolisme tubuh mereka tidak dapat mencerna kandungan kimia ini
secara efektif. Bila mereka diberi makan cokelat maka kandungan teobromin akan
tetap berada dalam aliran darah mereka hingga 20 jam, akibatnya hewan-hewan ini
mungkin mengalami epilepsi dan kejang-kejang, serangan jantung, pendarahan
internal, dan pada akhirnya menyebabkan kematian. Penanggulangannya adalah
dengan merangsang hewan-hewan ini agar memuntahkan cokelat dan secepat mungkin
membawa mereka ke dokter hewan.
Langganan:
Postingan (Atom)