Sabtu, 19 Februari 2011


Jatuh...
siapa manusia yang tidak mengalami jatuh dalam ehidupan ini? bahkan seorang anak yang sedang belajar berjalan pun acapkali mengalami jatuh. Tapi apakah anak itu lantas putus asa?Seandainya dia putus asa dan tidak mau lagi belajar berjalan sudah dapat dipastikan dia tidak pernah bisa berjalan sampai saat ini. Itulah yang akan kita alami jika sewaktu kecil kita putus asa dalam berjaalan niscaya sampai saat ini kita tidak akan bisa berjalan.
Tapi mengapa sekarang kita takut untuk menglami jatuh dala hidup ini, bukankah kita semasa kecil sering jatuh meski kadang menangis. Bukankah kelahiran sudah memuktikan keunggulan kit dalam persaingan kita di dalam rahim unuk mengalahkan berjuta sel sperma? Lalu kenapa sekarang setelah dewaa kita menjadi seperti pecundang yang yang selalu ragu untuk menentukan langkah, takut untuk mempunyai cita-cita sampai kita takut untuk bermimpi?
sewaktu masih kanak-kanak kita tak pernah ragu untuk menjawab apa cita-cita yang ditanyakan ke kita, atau dengan PD menari dan bernyanyi di depan umum tanpa pernah memperdulikan pandangan orang lain. Tapi setelah dewasa kita selalu meraa atau merasa ragu untuk menjawab apa cita-cita kita, dan yang lebih parah kita tidak pernah PD untuk tampil di depan umum apalagi untuk tampil di panggung bisa-bisa sakit perut.
Apa kita harus kembali ke masa kanak-kanak untuk dapat menjawab apa cita-cita kita dengan yakin dan tampil di depan umum tanpa harus memperhatikan pandangan orang lain tentang kita? tentu tidak. saatnya kita menjawab cita-cita kita dengan penuh yakin dan berani tampil ke depan dengan modal yang kita miliki. Mulai saat ini kita bangun itu semua, karena apa karena kita erlahir unggul. Keep fighting !!!

Jumat, 18 Februari 2011


Semangat....semangat....dimana lagi harus kudapatkan semangat itu???
kata2 itu seringkali terlintas..terucap dalam hati ataupun lontaran2 kecil kita terhadap diri....


Yup..bergumam sendiri emang gak ada habisnya sahabat...
temuilah orang2 yang bisa memberimu semangat lebih..
karena semangat idealnya ada karena sesuatu...bukan ada tanpa sebab....

teringat sebuah tadzkiroh dari seorang sahabat kala itu.....
semoga bermanfaat...yuk nikmati hidangan dibawah ini ( ^_^ maklum jam makan siang nih,,,)

" Allah tau saat kau lelah ...saat terasa bban begitu berat..Allah tau berapa banyak pengorbananmu...Ingatlah dimanapun kau berada dan apapun yg kau hadapi..Allah mngetahui dan sllu bersamamu!!! Kesulitan mungkin akan menyentuh Orang BerIman tapi kesulitan takkan mempengaruhi orang yang berDzikir.MAha Suci Engkau Ya RABB.Semangat sahabat semoga hari ini penuh berkah untuk kita semua..Amin".

Yang sholat yang sholat do'akan kami yah agar ttp mjadi Insan yg semangat....

Kasih Ibu


SOUTHWALES, KOMPAS.com - Meski tahu harus membayar dengan nyawanya, Donna Blanks asal South Wales tetap mempertahankan kandungannya. Si bayi lahir, Donna pun meninggal.


"Tak ada yang dapat menghentikan niatnya. Donna akan terus melanjutkan kehamilan meski harus kehilangan nyawa"


Kisah ini bisa dibilang bukti nyata kalau kasih ibu terhadap anak tiada terkira. Donna Blanks, 32, asal South Wales rela mengorbankan nyawa agar punya anak. Tak hanya itu, Donna juga harus menderita sakit yang tak terkira selama mengandung dan sesudah melahirkan.


Pasangan Donna dan Gary Thomas telah menunggu lama sebelum akhirnya menyadari kalau mereka akan punya momongan. Setelah penantian 13 tahun, mimpi itu bisa terwujud.


Sayangnya, impian itu dirusak oleh kenyataan kalau Donna akan kehilangan nyawa jika mempertahankan kandungannya. Sebab dokter mendapati kalau Donna mengalami gagal ginjal.


Masalah ginjal itu membuat kehamilan menjadi berbahaya bagi nyawa Donna sendiri. Atas dasar pertimbangan itu, dokter telah meminta agar kandungan Donna digugurkan agar nyawanya selamat.


Usulan aborsi tersebut ditolak oleh Donna. Ia tak mau melepas kesempatan untuk menjadi seorang ibu yang sudah diimpikan selama 13 tahun. Donna pun bertekad untuk melanjutkan kehamilannya, meski tahu kalau bayi yang dilahirkannya harus membayar dengan nyawanya sendiri.


Ibu dari Donna, Sallie (52) yang berasal dari Newport, South Wales mengamini kalau impian Donna adalah menjadi seorang ibu. Menurut Sallie, menjadi seorang ibu adalah satu-satunya hal yang diinginkan oleh Donna seumur hidupnya.


Donna yang berprofesi sebagai perawat telah mengalami masalah medis sejak remaja. Akibatnya Donna pun sempat berpikir kalau dirinya tak akan mampu memiliki momongan.


Ia telah menderita diabetes sejak usia 12 tahu. Kondisinya makin memburuk seiring bertambahnya usia. Kehamilan turut memperparah kondisi tubuh Donna.


"Karenanya Donna percaya kalau ia mendapat keajaiban ketika hamil. Ia juga berjanji akan mengorbankan segalanya untuk melindungi kehamilannya, termasuk mengorbankan dirinya sendiri. Tak ada yang dapat menghentikan niatnya. Ia akan terus melanjutkan kehamilan meski harus kehilangan nyawa," ucap Sallie.


Kehamilannya sendiri tak mudah. Demi janin yang dikandung, Donna harus berhenti mengkonsumsi obat-obatan untuk masalah ginjal yang dideritanya. Akibatnya, Donna mengalami sakit yang tak tertahankan.


Setelah 27 minggu, Donna mendapatkan impiannya, seorang bayi laki-laki telah lahir. Kebahagiaan Donna dibarengi dengan kondisi tubuhnya yang semakin memburuk.


Tak hanya itu, bayi yang diberi nama Cade ini lahir prematur dan dokter memprediksi hidup Cade tak akan lama. Dengan berat kurang dari 2,5 kilogram dan masalah pada katup jantung, Cade kecil berjuang untuk terus bertahan hidup.


Segala kemungkinan dijalani agar Cade terus bertahan hidup. Cade harus menjalani operasi jantung untuk menyambung hidup. Ia juga harus kembali naik meja operasi untuk membenahi masalah pada sistem pencernaanya. Malah operasi yang terakhir ini lebih sulit dan kompleks.


Tapi Cade membuktikan dirinya sebagai anak yang kuat. Kondisi Cade semakin membaik dan makin kuat. Sebaliknya, kondisi Donna malah makin lemah dari hari ke hari.


Imbasnya, Donna pun harus menjalani proses cuci darah sebanyak tiga kali seminggu di rumah sakit University of Wales. Ibu dan anak ini dirawat di rumah sakit yang sama, jadi Donna tetap bisa berada di samping Cade ketika di rumah sakit.


Setelah tiga setengah bulan, Cade sudah cukup kuat untuk meninggalkan perawatan dari rumah sakit. Donna pun memutuskan untuk mengubah jenis cuci darah yang dijalani agar bisa menemani Cade di rumah.


“Meski bahagia, kondisi kesehatan Donna terus menurun. Tapi putri saya seorang wanita yang tangguh. Ia tetap merawat Cade dengan bantuan dari kami,” ucap Sallie.


Sebenarnya ada alternatif medis yang bisa dilakukan oleh Donna. Dokter telah menawarkan operasi cangkok ginjal agar nyawa Donna selamat. Bahkan ayah dan kakak Donna, Russel dan Christopher sudah bersedia untuk mendonorkan ginjal mereka. Keduanya adalah donor yang cocok bagi Donna.


Tapi kondisi Donna makin parah. Ia mengalami masalah dengan jantungnya, artinya ia tak bisa langsung menjalani cangkok ginjal begitu saja.


Akhirnya Donna harus kembali dirawat di rumah sakit setelah dokter menyuruhnya untuk menjalani terapi cuci darah yang berbeda jenis.


Terakhir kali Donna bicara pada keluarganya, ia mengatakan kalau dirinya merasa baik-baik saja dan berharap bisa berada di rumah keesokan harinya.


Tapi nasib berkata lain, tanggal 22 September dini hari, pihak rumah sakit mengabarkan Sallie kalau Donna sudah tiada.


Suster mendapati Donna terkena serangan jantung. Setelah 40 menit berjuang untuk menyelamatkan Donna, akhirnya tim dokter pun kalah oleh nasib. Donna secara resmi dinyatakan meninggal.


“Waktu yang kuhabiskan bersama Donna tak cukup lama. Meski tak lama, aku tahu dia wanita yang menakjubkan yang selalu melakukan apa saja untuk kebaikan orang lain. Dia benar-benar wanita yang sangat langka. Dia akan selalu kuingat,” ucap Gary, pasangan hidup Donna.


Sallie menambahkan kalau dirinya tidak siap untuk kehilangan putri kesayangannya. Meski demikian, Sallie bangga akan perjuangan Donna.


“Kami semua sedih akan kepergian Donna. Cade harus tumbuh tanpa sentuhan seorang ibu,” ucap Sallie.

Sallie turut merawat Cade dan merasa beruntung bisa melihatnya tumbuh besar. Sallie berjanji akan menceritakan semua perjuangan dan betapa mengagumkankannya Donna kepada Cade.


“Saya bisa melihat diri Donna ada dalam Cade. Saya berharap Cade mewarisi sifat dan rambut bergelombang milik Donna yang cantik. Cade pasti akan bangga terhadap ibunya,” imbuh Sallie. (mic)

Pesan : banyak-banyaklah berdoa ini :

“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” [Al Israa’:24] (from inspiring story)

Rabu, 16 Februari 2011

Ada suatu cerita. Suatu ketika ada seorang anak yang sedang mengikuti sebuah lomba mobil balap mainan. Suasana sungguh meriah siang itu, sebab ini adalah babak final. Hanya tersisa 4 orang sekarang dan mereka memamerkan setiap mobil mainan yang dimiliki. Semuanya buatan sendiri, sebab memang begitulah peraturannya.

Ada seorang anak bernama Mark. Mobilnya tak istimewa, namun ia termasuk dalam 4 anak yang masuk final. Dibanding semua lawannya, mobil Mark-lah yang paling tak sempurna. Beberapa anak menyangsikan kekuatan mobil itu untuk berpacu melawan mobil lainnya. Yah, memang, mobil itu tak begitu menarik. Dengan kayu yang sederhana dan sedikit lampu kedip di atasnya, tentu tak sebanding dengan hiasan mewah yang dimiliki mobil mainan lainnya. Namun, Mark bangga dengan itu semua, sebab, mobil itu buatan tangannya sendiri.

Tibalah saat yang dinantikan. Final kejuaraan mobil balap mainan. Setiap anak mulai bersiap di garis start, untuk mendorong mobil mereka kencang-kencang. Di setiap jalur lintasan, telah siap 4 mobil, dengan 4 pembalap" kecilnya. Lintasan itu berbentuk lingkaran dengan 4 jalur terpisah di antaranya. Namun, sesaat kemudian, Mark meminta waktu sebentar sebelum lomba dimulai. Ia tampak berkomat-kamit seperti sedang berdoa.

Matanya terpejam, dengan tangan bertangkup memanjatkan doa. Lalu, semenit kemudian, ia berkata, "Ya, aku siap!" Dor!!! Tanda telah dimulai. Dengan satu hentakan kuat, mereka mulai mendorong mobilnya kuat-kuat. Semua mobil tu pun meluncur dengan cepat. Setiap orang bersorak-sorai, bersemangat, menjagokan mobilnya masing-masing. "Ayo..ayo... cepat..cepat, maju..maju", begitu teriak mereka. Ahha... sang pemenang harus ditentukan, tali lintasan finish pun telah terlambai. Dan... Mark-lah pemenangnya. Ya, semuanya senang, begitu juga Mark. Ia berucap, dan berkomat-kamit lagi dalam hati. "Terima kasih."

Saat pembagian piala tiba. Mark maju ke depan dengan bangga. Sebelum piala itu diserahkan, ketua panitia bertanya. "Hai jagoan, kamu pasti tadi berdoa kepada Tuhan agar kamu menang, bukan?" Mark terdiam. "Bukan, Pak, bukan itu yang aku panjatkan," kata Mark. Ia lalu melanjutkan, "Sepertinya, tak adil untuk meminta pada Tuhan untuk menolongku mengalahkan orang lain, aku, hanya bermohon pada Tuhan, supaya aku tak menangis, jika aku kalah." Semua hadirin terdiam mendengar itu. Setelah beberapa saat, terdengarlah gemuruh tepuk-tangan yang memenuhi ruangan.
Sumber : (inspring story)