Rabu, 28 November 2012

dialog ayah dengan anaknya


Dialog Ayah dengan anak sulungnya
Seperti biasa hampir setiap hari aku selalu bertanya pada anak ku tentang apa cita-citanya.

"Nak kalau kamu besar nanti ingin jadi apa ??? "Itulah anjuran yg aku ikuti dari konsep Multiple Intelligences yg di gagas oleh Howard Gardner, untuk selalu bertanya pada anak kita tentang apa cita-citanya kelak saat ia dewasa.

Jawaban anakku sangat bervariasi, terkadang ia menjawab ingin jadi tentara, terkadang ingiin jadi polisi pernah juga ingin jadi pedagang dsb.

Suatu ketika seperti biasa menjelang tidur (kami masih tidur sekamar bersama) aku berbisik pada anakku, "Mas Dido nanti kalau besar sudah tahu ingin jadi apa?"

Anakku tertegun sebentar dan menatap wajahku dalam-dalam dan berkata.

"Mas Dido nanti kalau sudah besar ingin jadi ayah seperti ayah?"

Lalu saya bertanya padanya, "mengapa mas ingin menjadi seperti ayah?" (saya pikir ia ingin jadi seorang pembicara dan pendidik juga seperti ayahnya)

Lalu anakku kembali memandangi wajahku lekat2 sambil menjawab:

"Iya nanti kalau sudah besar Mas Ido ingin menikah seperti ayah, lalu punya anak seperti ayah dan ingin jadi Ayah yg baik seperti ayah. Mas senang jadi anak ayah."

Sekejap kami berdua saling pandang, dan sungguh aku tak menyangka jawaban yg keluar dari mulut kecil anakku seperti itu.

Tak sadar air mata meleleh dari sudut mata ku mendengar jawaban polos anakku tentang keinginann untuk menjadi ayah seperti ayahnya.

Lalu aku segera menengadahkan kepalaku sambil berkata dalam batin.

"Ya Tuhan tolong kabulkan keinginan anakku...." "Ya Tuhan terimakasih Engkau telah selalu membimbingku untuk bisa menjadi ayah yg lebih baik dari waktu ke waktu, bagi kedua anakku".

Lalu ku peluk erat2 anakku dan kami berdua pun akhirnya tertidur saling berpelukan 
(dikutip dari ayahedy.blogspot)

Rabu, 21 November 2012

Pendidikan Moral Anak Tanpa Kekerasan


Pendidikan Moral Anak Tanpa Kekerasan

Murid perlu dididik untuk memahami bahwa setiap tindakan dan prilakunya ada konsekwensi yang haru ia terima. Konsekwensi yang diajarkan pada murid-murid guna untuk merubah perilaku buruk anak didik dan sebagai alternatif pengajaran yang benar untuk menghindari tindak kekerasan pada anak. Pemahaman akan konsekwensi bagi anak hanya didapat dengan cara menegakkan kedisiplinan, pemberian konsekwensi, bukan  hukuman, dan pemberian penghargaan bagi yang berprilaku baik. Konsekwensi berbeda dengan hukuman, menurut Ray Levi Ph.D (2002) ada dua perbedaan antara hukuman dan  Konsekwensi
Pertama Konsekwensi memberikan anak pelajaran sedangkan hukuman jarang sekali memberikan pelajaran. Hukuman dapat mengakibatkan dendam dan bersikap kasar, sehingga menimbulkan hukuman lain.  Sebaliknya konsekwensi mengajarkan perilaku yang baik pada anak karena menunjukkan perilaku yang benar sebagaimana yang anda inginkan,  dengan cara kongkrit yang dipahami anak.....
Kedua Hukuman disampaikan dengan cara marah-marah karena anak telah membuat sesuatu yang membuat anda marah.Tetapi konsekwensi disampaikan dengan rasa sedih dan empati Anda menunjukkan tanggung jawab ada dipundak anak.1 Berbagai konsekwensi yang perlu dan patut di terapkan sebagaimana menurut Levy2
Konsekwensi Alam
Konsekwensi alami terjadi akibat langsung dari peristiwa yang terjadi secara alamiah. Contoh jika tidak makan kita akan lapar, jika tidak tidur keesokan harinya akan mengantuk dan sebagainya.
 Konsekwensi alami ini perlu dipahami murid-murid karena berkaitan  langsung dengan kehidupan.
 Konsekwensi Logis
Konsekwensi logis sering terjadi di masyarakat, jika tidak membayar listrik, listriknya diputus, jika merampok mendekam di penjara dan sebagainya.
Konsekwensi Relevan
Konsekwensi Relevan adalah  konsekwensi yang secara langsung berkaitan dengan perilaku buruk anak dan membuat anak memperbaiki sikapnya. Konsekwensi dari perilaku buruk digantikan dengan perilaku baik yang diharapkan. Contoh seorang anak meninggalkan meja makan dengan piring kotor berserakan maka perilaku apa yang diharapkan jika anak berbuat demikian, “cuci piring.” Maka jika anak melakukan meninggalkan meja makan dengan piring kotor berserakan maka ia harus mencuci piring. Tapi jika anak kedapatan merokok konsekwensi relevannya adalah menghirup udara bersih, tidak efektif!! Maka ada konsekwensi berkaitan yang cocok.
Konsekwensi berkaitan