Pendidikan Moral Anak Tanpa Kekerasan
Murid perlu dididik untuk memahami bahwa setiap tindakan dan prilakunya ada konsekwensi yang haru ia terima. Konsekwensi yang diajarkan pada murid-murid guna untuk merubah perilaku buruk anak didik dan sebagai alternatif pengajaran yang benar untuk menghindari tindak kekerasan pada anak. Pemahaman akan konsekwensi bagi anak hanya didapat dengan cara menegakkan kedisiplinan, pemberian konsekwensi, bukan hukuman, dan pemberian penghargaan bagi yang berprilaku baik. Konsekwensi berbeda dengan hukuman, menurut Ray Levi Ph.D (2002) ada dua perbedaan antara hukuman dan Konsekwensi
Pertama Konsekwensi
memberikan anak pelajaran sedangkan hukuman jarang sekali memberikan pelajaran.
Hukuman dapat mengakibatkan dendam dan bersikap kasar, sehingga menimbulkan hukuman
lain. Sebaliknya konsekwensi mengajarkan
perilaku yang baik pada anak karena menunjukkan perilaku yang benar sebagaimana
yang anda inginkan, dengan cara kongkrit
yang dipahami anak.....
Kedua Hukuman
disampaikan dengan cara marah-marah karena anak telah membuat sesuatu yang
membuat anda marah.Tetapi konsekwensi disampaikan dengan rasa sedih dan empati
Anda menunjukkan tanggung jawab ada dipundak anak.1 Berbagai
konsekwensi yang perlu dan patut di terapkan sebagaimana menurut Levy2
Konsekwensi Alam
Konsekwensi alami terjadi akibat
langsung dari peristiwa yang terjadi secara alamiah. Contoh jika tidak makan
kita akan lapar, jika tidak tidur keesokan harinya akan mengantuk dan
sebagainya.
Konsekwensi
alami ini perlu dipahami murid-murid karena berkaitan langsung dengan kehidupan.
Konsekwensi Logis
Konsekwensi logis sering terjadi di
masyarakat, jika tidak membayar listrik, listriknya diputus, jika merampok
mendekam di penjara dan sebagainya.
Konsekwensi Relevan
Konsekwensi Relevan adalah konsekwensi yang secara langsung berkaitan
dengan perilaku buruk anak dan membuat anak memperbaiki sikapnya. Konsekwensi
dari perilaku buruk digantikan dengan perilaku baik yang diharapkan. Contoh
seorang anak meninggalkan meja makan dengan piring kotor berserakan maka perilaku
apa yang diharapkan jika anak berbuat demikian, “cuci piring.” Maka jika anak
melakukan meninggalkan meja makan dengan piring kotor berserakan maka ia harus
mencuci piring. Tapi jika anak kedapatan merokok konsekwensi relevannya adalah menghirup
udara bersih, tidak efektif!! Maka ada konsekwensi berkaitan yang cocok.
Konsekwensi berkaitan
Konsekwensi jika anak kedapat merokok misalnya maka suruh anak ke
perpustakaan untuk membaca akan bahaya merokok ditambah misalnya membuat
kliping atas bahaya-bahaya merokok.
Konsekweensi Signifikan
Konsekweensi Signifikan
Konsekwensi Signifikan yaitu konsekwensi
yang efektif terhadap anak, anak yang malas bergerak konsekwensi signifikan
adalah menyuruh dia berolah raga.
Djauzak Ahmad dalam Riau Pos
menekankan:“Tetapi kalau tetap melakukan, diberi hukuman sesuai dengan
perbuatannya (Konsekwensi relevan – Penulis). Kalau misalnya anak mengotori
lantai, maka disuruh ia untuk membersihkan lantai yang kotor tersebut. Kalau
memecahkan kaca disuruh ia mengganti (Tidak Efektif: karena bagi siswa yang orang
tuanya kaya akan mudah baginya untuk mengganti berulang-ulang sampai puluhan
kali – penulis). Asal jangan hukuman yang memalukan seperti menggunduli kepala
anak padahal ia cewek, seperti yang terjadi disebuah pesantren di Pekanbaru )3
Kalau menurut saya tidak mempermalukan
karena anak tersebut memakai Jilbab, sedangkan laki-laki sudah biasa
pemandangan kepala gundul, dipesantren, karena ada yang berpendapat potong
rambut itu gundul, begitu menurut sunah nabi, mulai kiyai sampai ustad-ustadnya
semua berbuat demikian. Kalau anak memainkan senjata tajam hukumannya tidak
dibiarkan sampai anak terluka, Jika memanjat tinggi jangan tunggu sampai anak
jatuh. Ini penerapan konsekwensi yang salah karena berakibat fatal. Konsekwensi
dengan berakibat fatal memang harus dihindari, seperti perkelahian harus
dilerai, kebut-kebutan harus dilarang, jangan dibiarkan saja, tetapi jika
terjadi kecelakaan akibat kebut-kebutan anak mendapat pelajaran, tapi anak
tidak boleh dikasih tahu akan pelajaran dari konsekwensi dari yang telah ia
perbuat biarkan anak yang menyipulkan sendiri.
Kalau mengajarkan dan mendidik anak dengan menerapkan konsekwensi maka kita dapat menghindari penggunaan kekerasan dalam pembelajaran anak didik di sekolah.
Kalau mengajarkan dan mendidik anak dengan menerapkan konsekwensi maka kita dapat menghindari penggunaan kekerasan dalam pembelajaran anak didik di sekolah.
Konsekwensi dapat berupa strap didepan
kelas atau konsekwensi seperti yang telah diterangkan diatas. Sekedar Strap,
berdiri diluar kelas, menyuruh anak membersihkan lantai, membersihkan WC, dan
sebagainya tidaklah disebut sebagai kekerasan dalam rangka atau maksud
mendidik. Kalau yang disebut kekerasan terhadap anak-anak itu tidak bermaksud
mendidik, kejam dan keji terhadap anak-anak, tanpa belas kasihan sedikitpun.
Adapun yang dimaksud kekeran menurut UU Perlindungan Anak No.23 Tahun 2002
terdapat dalam pasal 13 ayat 1:
Pasal 13 ayat: 1.Setiap anak selama
dalam pengasuhan orang tua, wali, atau pihak lain mana pun yang bertanggung
jawab atas pengasuhan, berhak mendapat perlindungan dari perlakuan:
a. diskriminasi;
a. diskriminasi;
b. eksploitasi, baik ekonomi maupun
seksual;
c. penelantaran;
d. kekejaman, kekerasan, dan
penganiayaan;
e. ketidakadilan; dan
f. perlakuan salah lainnya.
Pejelasan dari butir d ayat 1 tersebut
adalah:
Perlakuan yang kejam, misalnya tindakan
atau perbuatan secara zalim, keji, bengis, atau tidak menaruh belas kasihan
kepada anak. Perlakuan kekerasan dan peng¬aniayaan, misalnya perbuatan melukai
dan/atau mencederai anak, dan tidak semata-mata fisik, tetapi juga mental dan
sosial.4
__________________
__________________
- Levy, Ray, Ph.D. et al , 2002, “Manfaat
Konsekwensi”,Cara Membesarkan Anak Yang Suka Melawan Tanpa Harus Hilang
Kesabaran,, Jakarta: Gramedia. halaman 131
- Levy Ray, Ph.D., 2002, ibid., halaman 132 – 138.
- Djauzak Ahmad dalam Koran Riau Pos, 21, Februari 2008, “Kekeran Pendidikan Dilarang Sejak Dulu”, halaman 35.(dikutip dari pendidikan anak dan sekolah blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar